Urgensi Pengajaran Pendidikan Multikultural Menggunakan Problem Based Learning

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Sebastianus Sambi
Wilodati
Siti Komariah
Abstrak

Kemampuan untuk menerima dan mengakui beragam perbedaan merupakan titik sentral dari pendidikan multikultural. Kemampuan tersebut dapat diasah selain lewat kebiasaan di rumah, tetapi juga lewat dunia pendidikan. Pada institusi pendidikan dapat diintegrasikan ke dalam berbagai materi dan pendekatan belajar yang menunjang pengimplementasian nilai-nilai pendidikan multikultural, seperti pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBM). Tujuan dari artikel ini adalah mempromosikan penggunaan pendekatan PBM pada pembelajaran sosiologi yang berkaitan dengan materi pendidikan multikultural. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif pada SMA Talenta School, Kota Bandung. Informan dalam penelitian ini adalah Guru Sosiologi dan beberapa Siswa-Siswi kelas XI di sekolah tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik; 2) bertanggungjawab dengan tugas-tugas yang diberikan; 3) mampu menunjukkan sikap bekerja; 4) saling menghargai pendapat orang lain; 5) bernalar kritis dan terbiasa untuk bertanya.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Subjek
Sosiologi Pendidikan, Pendidikan Multikultural, Masyarakat Multikultural, Multikultural
Disiplin Ilmu
Sosiologi, Pendidikan
Referensi
  1. Anggaunitakiranantika, Hamidi, M. (2020). Emotional Entanglement and Community Empowerment of Transnational Migrants’ Families: A Cross-Sectional Study in Malaysia and Indonesia. Global Social Welfare, 7 (4), 395–404. https://doi.org/10.1007/s40609-020-00191-3.
  2. Arifin, A.H. (2012). Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Praksis Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol. 1 (2), 72-82
  3. Allen, D. E & Duch, B.J. (1998). Thinking Toward Solutions: Problem-Based Learning Activities for General Biology. New York: Harcourt Brace & Company.
  4. Dehesa, G. (2006). Winners and Losers in Globalization. USA. Blackwell Publishing
  5. Enndha. (2009). Pembelajaran Multikultural (Multicultural Education). Yogyakarta: Yayasan Obor
  6. Karsidi, R. (2005). Sosiologi Pendidikan. Surakarta: UNS Press & LPP UNS.
  7. Kiranantika, A. (2020). Perempuan, Anak dan Keluarga Dalam Arus Perubahan. Makassar: Nas Media Pustaka
  8. Mahfud, C. (2016). Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  9. Maksum, A & Ruhendi, L.Y. (2004). Paradigm Pendidikan Universal. Yogyakarta: IRCiSoD.
  10. Meyer, H.L, Bevan-Brown, J.B. Park, H and Savage, H. (2010). Multicultural Education: Issues and Perspectives, USA. University of Washington, Bothel.
  11. Primawati, L. (2013). Pembelajaran Multikultural melalui Pendidikan Multikultural Berbasis Nilai Kebangsaan. JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL, 5(2). 82-92
  12. Rhem, J. (1998). “Problem-Based Learning: An Introduction.” The National Teaching & Learning Forum 8:1-2.
  13. Riyadi, A.W. (2011). Pendekatan Pendidikan Multikultural pada Mata Pelajaran Sosiologi SMA Kelas XI. Jurnal Komunitas, 3 (2) (2011): 188-196.
  14. Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Press.
  15. Ross, M.S & Hulbert, M. J. (2016). Problem-Based Learning: An Exercise on Vermont’s Legalization of Civil Unions. Teaching Sociology, Vol. 32, 2004 (January:79- 93)
  16. Salgues, B. (2018). Society 5. 0 Industry of the Future, Technologies, Methods and Tools. USA: ISTE Ltd & Wiley.
  17. Tilaar, H.A.R. (2004). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
  18. Watson, T. J. (2003). Sociology, Work, and Industry. London, Routledge. Third Edition.