Perlawanan Gerakan Guru Pasca Orde Baru di Indonesia: Studi Pada Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)

##plugins.themes.academic_pro.article.sidebar##

Diterbitkan Jun 30, 2019
https://doi.org/10.52483/ijsed.v1i1.1
Download
PDF
Statistik

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.
Vol 1 No 1 (2019): Januari-Juni 2019 Halaman 1-16

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Afdhal
Rakhmat Hidayat
DOI:
https://doi.org/10.52483/ijsed.v1i1.1
Abstrak

Penelitian ini berangkat dari fenomena menjamurnya gerakan guru pasca jatuhnya rezim Orde Baru. Guru yang tergabung dalam serikat guru memperjuangkan kualitas pendidikan dan keadilan sosial dalam pendidikan. Salah satu serikat guru yang fokus terhadap misi tersebut adalah Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Tujuan dari penelitian ini ialah menjabarkan bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh FSGI dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan mengombinasikan beberapa metode pengumpulan data, yakni observasi, wawancara mendalam, dan survey. Sementara itu, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gerakan yang dilakukan oleh FSGI didorong dua hal, yaitu perubahan struktur peluang politik (political opportunity structure) secara eksternal dan proses reproduksi sumber daya gerakan (resource mobilization) secara internal. Perubahan struktur politik di Indonesia terlihat sejak munculnya kebebasan berorganisasi yang tertuang dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Adapun peran FSGI adalah mereproduksi sumber daya gerakan dengan sumber daya material dan jaringan yang kuat terhadap organisasi lainnya. Kedua hal inilah yang menggiring FSGI dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan di Indonesia.

Kata Kunci
gerakan sosial, gerakan guru, kualitas pendidikan, keadilan sosial

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Subjek
Sosiologi, Sosiologi Pergerakan Sosial
Disiplin Ilmu
Sosiologi
Lisensi
Creative Commons License

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Referensi
  1. Bacevich, & Andrew, J. (2005). The New American Militarism. USA: Oxford University Press.
  2. Beckert, J. (2009). How Do Fields Change? The interrelation of institutions, networks, and cognition in the dynamics of market. Organization Studies , 605-627.
  3. Coomer, M., Jackson, R., & Dagli, C. (2018). Engaging Teachers As Social Justice Actors. Equity Dispatch, 1-6.
  4. Creswell, J. (2002). Research Design: Qualitative, quantitative, and mixed method approach; Second edition. London: Sage Publication.
  5. Curran, J., & Gurevitch, M. (2005). Mass Media and Society. London: Sage Pub.
  6. Eisinger, P. (1971). Protest Behavior and the Integration Political System. The Journal of Politics, 980-1007.
  7. Farisi, M. (2013). Dinamika Organisasi Profesional Kependidikan Di Indonesia. journal unnes, 36-45.
  8. Finger, L., & Gindin, J. (2015). From proposal to policy: Social movements and teachers’ unions in Latin America. Springer, 365-378.
  9. Halcli, A. (2000). Social Movements. Dalam G. Browning, Understanding Contemporary Society: Theories of The Present (hal. 50-72). New Delhi: Sage Publication.
  10. Henawanto, A. (2014). Persepsi Guru terhadap Persatuan Guru Republik Indonesia dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 1-6.
  11. Hidayat, R. (2011). Dinamika Sosial Gerakan Guru di Indonesia Pasca Orde Baru. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, 355-362.
  12. Hsiao, H.-H. (2008). Asian New Democracies: The Philippines, South Korea and Taiwan Compared. Taipei, Taiwan: Taiwan Foundation for Democracy.
  13. Jenkins, J. (1983). Resource Mobilization Theory and The Study of Social Movements. Annual Review of Sociology, 527-553.
  14. Kaur, B. (2012). Equity and social justice in teaching and teacher education. Teaching and Teacher Education, 485-492.
  15. Kitschelt, H. (1986). Political opportunity structures and political protest: anti-nuclear movements in four democracies. British Journal of Political Science, 57-85.
  16. Klandermans, B. (1997). The Social Psychology of Protest. Oxford: Blackwell Publishers.
  17. ________. (2005). Protest dalam Kajian Psikologi Sosial. (H. Soetjpto, Penerj.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  18. Klandermans, P, & Stekelenburg, J. (2009). Social movement theory: Past, present and prospect. Amsterdam:
  19. Lemus, M. (2015 Vol. 42, No. 3/4 (142)). The Mexican Teachers’ Movement: Thirty Years of Struggle for Union Democracy and the Defense of Public Education. Social Justice, 104-117.
  20. Lund, D. (2001). Social Justice Pedagogy And Teacher-Student Activism: A Collaborative Study Of School-Based Projects . Columbia: A Thesis The University Of British Columbia.
  21. Malaka, T. (2000). Aksi Massa. Jakarta: Teplok Press.
  22. Maran, R. (2001). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta.
  23. Matthews, S. (2015). Privilege, Solidarity and Social Justice Struggles in South Africa. Progresive Journals, 1-19.
  24. McAdam, D., & Snow, D. (1997). Social Movements. New Jersey: Roxbury Pub.
  25. McCarthy, J., & Zald, M. (1977). Resource Mobilization and Social Movements: A Partial Theory. The American Journal of Sociology, 1212-1241.
  26. Meyer, D. (2004). Protest and Political Opportunities. Annual Review Sociology, 125-145.
  27. Namara, R., & Kasaija, J. (2016). Teachers’ Protest Movements and Prospects for Teachers Improved Welfare in Uganda. Journal of Education and Training Studies, 149-159.
  28. Picower, B. (2012). Teacher Activism: Enacting a Vision for Social Justice. Equity & Excellence In Education, 561-574.
  29. Porta, D., & Diani, M. (2006). Social movements : an introduction . Australia: Blackwell Publishing Ltd.
  30. Rizali, A., Sidi, I., & Dharma, S. (2009). Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional. Jakarta: Grasindo.
  31. Rottmann, C. (2013). Social Justice Teacher Activism A Key to Union Vitality. FALL Journals, 73-81.
  32. Salim, S. (2013). Guru Menggugat!. Jakarta: Indie Publishing
  33. Scipes, K. (2014). Social Movement Unionism or Social Justice Unionism? Disentangling Theoretical Confusion within the Global Labor Movement. Class, Race and Corporate Power, Article 9.
  34. Supriadi, D. (2003). Guru di Indonesia: Pendidikan, Pelatihan, dan Perjuangannya Sejak Jaman Kolonial Hingga Era Reformasi. Jakarta: Depdikbud.
  35. Sutamto, D. (1992). Dwidjosewojo 1867-1943 Tokoh Pergerakan Nasional Pendiri Bumiputera 1912. Jakarta: Bumiputera.
  36. Synott, J. (2001). Development, Education and the Teachers Union Movement in South Korea, 1989-1999. Australian Journal of Politics and History, 130-148.
  37. _______. (2002). Teacher Unions, Social Movements and the Politics of Education in Asia: South Korea, Taiwan and the Philippines. Ashgate, England: Routledge.
  38. _______. (2002). The Teachers’ Movement Struggle for a Peace Model of Reunification Education in South Korea. Social Alternatives, 42-48.
  39. _______.. (2007). The Korean Teachers and Educational Workers Union: Collective Rights as the Agency of Social Change. International Electronic Journal for Leadership in Learning, 13-24.
  40. Tarrow, S. (1998). Power in movement: social movements and contentious politics-- 3rd ed. New Delhi: Chicago University Press.
  41. Tilaar, H. (1995). 50 Tahun Pembangungan Pendidikan Nasional 1945-1995: Suatu Analisis Kebijakan. Jakarta: Grasindo.
  42. Toloudis, N. (2008). Instituteur Identities: Explaining the Nineteenth Century French Teachers’ Movement. Social Movement Studies, 61-76.
  43. Wilson, C., & Johnson, L. (2015). Black Educational Activism for Community Empowerment: International Leadership Perspectives. International Journal of Multicultural Education, 102-120.
  44. Winarni, L. (2014). Media Massa dan Isu Radikalisme Islam. Jurnal Komunikasi Massa, 159-166.