Perilaku Konsumsi Budaya Masyarakat dalam Tradisi Labuhan Ageng di Pantai Sembukan

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Khusniatun Alviyah
Sigit Pranawa
Abdul Rahman
Abstrak

Konsumsi telah mencengkeram seluruh aspek kehidupan manusia termasuk dalam hal kebudayaan. Seiring perkembangan zaman dengan masuknya budaya barat telah menggeser minat masyarakat terhadap tradisi lokal yang menjadi ciri khas daerahnya. Salah satunya tradisi Labuhan Ageng di Pantai Sembukan yang mulai melakukan modifikasi agar tetap memiliki eksistensi di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku masyarakat dalam mengonsumsi tradisi Labuhan Ageng. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan. Hasil penelitian setelah dianalisis dengan teori masyarakat konsumsi Jean Baudrillard adalah dalam ritual Labuhan Ageng saat ini mulai ditambahkan serangkaian acara hiburan dengan porsi waktu lebih banyak dan lebih menarik dibandingkan acara inti tradisi itu sendiri. Sehingga tradisi Labuhan Ageng mulai berubah menjadi tradisi yang lebih dinikmati sebagai acara hiburan. Tradisi yang dahulu dimaknai secara sakral justru dijadikan sebagai ajang rekreasi dan berfoto untuk kepuasan diri.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Subjek
Sosiologi Budaya, Sosiologi Konsumtif
Disiplin Ilmu
Sosiologi
Referensi
  1. Anggaunitakiranantika, A. (2018). Konstruksi Sosial Pekerja Perempuan dan Anak pada Industri Perikanan. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 13(1), 45-66.
  2. Astuti, Y. D. (2011). ASPEK PENDIDIKAN RELIGIUS DALAM TRADISI LABUHAN AGENG DI PANTAI SEMBUKAN DESA PARANGGUPITO KECAMATAN PARANGGUPITO KABUPATEN WONOGIRI (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
  3. Baudrillard, J. (2004). Masyarakat Konsumsi. Trj Wahyunto. Yogyakarta: Kreasi Wacana. (Buku asli diterbitkan 1970)
  4. Damsar. (2009). Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana
  5. Haryatmoko. (2016). Membongkar Rezim Kepastian?: Pemikiran Kritis Post-Strukturalis. Yogyakarta: PT Kanisius.
  6. Herabudin. (2014). Pengantar Sosiologi. Bandung: CV Pustaka Setia
  7. Jalil, A. (2015). Memaknai Tradisi Upacara Labuhan Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Parangtritis. EL HARAKAH Jurnal Budaya Islam, 17(1), 101-113.
  8. Kiranantika, A (2020). Perempuan, Anak dan Keluarga Dalam Arus Perubahan. Makassar: Nas Media Pustaka
  9. Koentjaraningrat, K. (2004). Kebudayaan, mentalitas dan pembangunan. Gramedia Pustaka Utama.
  10. Luciani, R., & Malihah, E. (2020). Analisis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Rumah Limas Di Sumatera Selatan. Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 2(1), 11-18.
  11. Mubah, A. S. (2011). Strategi meningkatkan daya tahan budaya lokal dalam menghadapi arus globalisasi. Jurnal Unair, 24(4), 302-308.
  12. Rohimah, I. S., Hufad, A., & Wilodati. (2019). Analisa penyebab hilangnya tradisi Rarangkén (Studi Fenomenologi pada Masyarakat Kampung Cikantrieun Desa Wangunjaya). Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 1(1), 15-23
  13. Soehadha, M. (2014). Fakta dan Tanda Agama. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia
  14. Tjahjono, P. (2018). Peranan Kejawen dan Islam dalam Praktik Ziarah serta Upacara Labuhan di Parangkusuma, Yogyakarta. DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 3(1), 74-91.
  15. Yogi, K. (2018, 11 September). Ribuan Warga Ramaikan Labuhan Ageng Paranggupito. Suaramerdeka.com. Diperoleh 13 Desember 2019, dari https://www.suaramerdeka.com