Pelestarian Kerajinan Gerabah Kasongan Pada Pengrajin Generasi Tua Di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Penulis

  • Reesa Adib Tria Agustien Jurusan Sosiologi Dan Antropologi, Universitas Negeri Semarang
  • Thriwaty Arsal Jurusan Sosiologi Dan Antropologi, Universitas Negeri Semarang

DOI:

https://doi.org/10.52483/spg1pb58

Kata Kunci:

Kerajinan Gerabah, Pelestarian, Pengrajin Generasi Tua

Abstrak

Kerajinan gerabah telah tersebar di berbagai daerah-daerah Indonesia yang di produksi dengan berbagai teknik dan gaya, namun gerabah mengalami perubahan fungsi menjadi elemen estetik di tengah tantangan kekurangan bahan baku, tenaga kerja dan keahlian pengrajin dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk 1.) Mendeskripsikan makna gerabah Kasongan menurut pengrajin generasi tua. 2.) Mendeskripsikan alasan pengrajin generasi tua masih mengolah kerajinan gerabah Kasongan. 3.) Mendeskripsikan strategi pengrajin generasi tua dalam pelestarian kerajinan gerabah Kasongan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian di Sentra Industri Gerabah Kasongan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi tahap: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis hasil penelitian ini menggunakan teori fungsionalisme. Konsep teori fungsionalisme menyatakan bahwa pelestarian kerajinan gerabah dapat dilakukan melalui tradisi dan interaksi sehingga manusia dapat mengatur ulang lingkungan. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa: 1.) Pelestarian kerajinan gerabah Kasongan mayoritas dilakukan oleh pengrajin generasi tua karena generasi milenial tidak tertarik menjadi pengrajin gerabah. 2.) Pengrajin generasi tua memaknai gerabah Kasongan sebagai produk tradisi masa lalu yang kemudian berkembang menjadi benda hias. 3.) Alasan pengrajin masih mempertahankan gerabah Kasongan karena faktor keahlian, faktor mata pencaharian utama dan faktor potensi wilayah. 4.) Strategi pengrajin generasi tua dalam pelestarian kerajinan gerabah kepada generasi milenial berbasis pengalaman berbudaya dan pengetahuan berbudaya.

Unduhan

Data unduhan tidak tersedia.

Biografi Penulis

  • Reesa Adib Tria Agustien, Jurusan Sosiologi Dan Antropologi, Universitas Negeri Semarang

    **Reesa Adib Tria Agustien**

    Reesa Adib Tria Agustien lahir pada tanggal 30 Agustus 2001 di Desa Tegalsuruh, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah. Ia dibesarkan dalam keluarga sejahtera, anak dari pasangan Eko Mulyono dan Sri Kusnanti. Reesa memiliki dua saudara perempuan yang bernama Titik Sulistyaningrum dan Titin Dwijayanti.

    Riwayat pendidikan formal Reesa dimulai dari TK Melati pada tahun 2005-2006, kemudian melanjutkan ke SD Negeri 02 Tegal Suruh tahun 2007-2013, dan SMP Negeri 1 Sragi tahun 2013-2016. Reesa kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Comal pada tahun 2016-2019. Saat ini, Reesa sedang menempuh studi di Universitas Negeri Semarang, angkatan 2019, semester 8 (genap), dari Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial. Di luar pendidikan formal, ia mengikuti kursus Bahasa Inggris di Lembaga Kursus dan Pelatihan Bahasa Inggris B.E.C Smart tahun 2018.

    Dalam bidang organisasi, Reesa pernah menjadi anggota PMR WIRA SMA Negeri 1 Comal dengan jabatan Wakil Ketua Persahabatan Luar pada tahun 2017, di mana ia berperan dalam kunjungan dan kerjasama dengan organisasi PMR WIRA se-Kabupaten Pemalang untuk meningkatkan solidaritas. Reesa juga menjabat sebagai Ketua Komisi B Majelis Perwakilan Kelas (MPK) tahun 2017 dan menjadi partner FORPIS (Forum Remaja Palang Merah Indonesia) Kabupaten Pemalang tahun 2018. Saat memasuki dunia perkuliahan, Reesa aktif dalam Organisasi Sekolah Aksi Sosial (SAS) tahun 2019, anggota Bidang Giat Pramuka di Gugus Latih Ilmu Sosial, Pramuka Wijaya-Tunggawijaya UNNES tahun 2020, dan menjadi PJ GL-3 Eksis Bidang Abdimas tahun 2021. Selain itu, ia juga berperan sebagai Student Staff LP3 UNNES, Divisi Bimbingan Konseling pada tahun 2021. Reesa memiliki pengalaman lapangan dalam berbagai program pengabdian masyarakat, PMM, dan penelitian dosen.

Referensi

Bantul, K., Yogyakarta, D. I., Wudianto, G. A., Hendora, V., Alfredo, T., Santika, N., Rosari, I., Veriska, T. M., Hezron, K., Indrasasti, L., Santosa, K. J., Beatrice, A., Hardono, C., Yogiswara, G. I., & Mario, Y. (2022). Pembangunan Desa Wisata Gerabah Kasongan di Desa Bangunjiwo , Kecamatan. 2(6).

Bronislaw, M. (1960). Bronislaw Malinowski With a Preface by Huntington Cairns A Galaxy Book.

Derenne, E., Ard, V., & Besse, M. (2020). Pottery technology as a revealer of cultural and symbolic shifts: Funerary and ritual practices in the Sion ‘Petit-Chasseur’ megalithic necropolis (3100–1600 BC, Western Switzerland). Journal of Anthropological Archaeology, 58. https://doi.org/10.1016/j.jaa.2020.101170

Mat Noor, S. M. (2021). Motif pada Seni Keramik Mambong. Visual, 16(1), 32–40. https://doi.org/10.24912/jurnal.v16i1.12076

Mawangi, S. G. (2019). Desain Logo City Branding Kabupaten Bantul Sebagai Pembentuk Identitas Kota. 3, 241–249.

Ponimin, P., Bin Silah, S., Istiar Wardhana, M., & Ratnawati, I. (2022b). Creating Ceramic Art Using Indonesian Cultural Elements to Enrich Local Ceramic Craft Culture. KnE Social Sciences, August, 1–9. https://doi.org/10.18502/kss.v7i13.11636

Raharjo, T. (2009). Historisitas Desa Gerabah Kasongan.

Setiawati, A. (2021). Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Melikan Melalui Usaha Produk Gerabah Tradisional. 3(2), 166.

Shrestha, P. (2018). Challenges and Scopes of Pottery Industry. Pravaha, 24(1), 147–158. https://doi.org/10.3126/pravaha.v24i1.20234

Singh, L. S. (2022). Impact of Skill-Development Programme in Pottery Industry: A Study in Andro Village, Imphal East District, Manipur. American Journal of Social Development and Entrepreneurship, 1(1), 1–4. https://doi.org/10.54536/ajsde.v1i1.465

Siswanto, A., Arundina Lusty, N., & Hakim Syafi’i, A. (2023). Education Dilemma and Challenges of the Creative Industry Craftsmen in Placed Purwakarta. JISAE: Journal of Indonesian Student Assessment and Evaluation, 9(1), 58–67. https://doi.org/10.21009/jisae.v9i1.33255

Wangania, J. (n.d.). Industri Gerabah Kasongan (p. 105). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan.

Wardhani, M. O., & Sari, R. A. (2018). Layanan Centre of Culture sebagai upaya melestarikan budaya lokal melalui perpustakaan umum daerah. Seminar Nasional Prodi Ilmu Perpustakaan UM Literasi Digital Dari Pustakawan Untuk Merawat Kebhinekaan Malang, 10, 136–141.

Winarno, T. (2016). Perbandingan Karakteristik Lempung Kasongan dan Godean Sebagai Bahan Baku Industri Gerabah Kasongan. Teknik, 37(1), 41. https://doi.org/10.14710/teknik.v37i1.10087

Xiaoqi, L., Aili, Z., Mengshi, J., Zhenxing, Y., Liangliang, Y., & Weijie, W. (2018). Research on the Present Condition and Product Design of Suiling Black Pottery in Heilongjiang Province. MATEC Web of Conferences, 176, 1–5. https://doi.org/10.1051/matecconf/201817602024

Zabulis, X., Meghini, C., Partarakis, N., Beisswenger, C., Dubois, A., Fasoula, M., Nitti, V., Ntoa, S., Adami, I., Chatziantoniou, A., Bartalesi, V., Metilli, D., Stivaktakis, N., Patsiouras, N., Doulgeraki, P., Karuzaki, E., Stefanidi, E., Qammaz, A., Kaplanidi, D., … Galanakis, G. (2020). Representation and preservation of heritage crafts. Sustainability (Switzerland), 12(4). https://doi.org/10.3390/su12041461

Cover 123

Unduhan

Diterbitkan

30/06/2024

Cara Mengutip

Pelestarian Kerajinan Gerabah Kasongan Pada Pengrajin Generasi Tua Di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta. (2024). Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 6(1), 13-30. https://doi.org/10.52483/spg1pb58

Artikel Serupa

11-18 dari 18

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.