Eksistensi Mantat di Kampung Tanjung Jan Suku Dayak Benuaq

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Abstrak

Penelitian ini mendeskripsikan tentang eksistensi kehidupan petani karet yang seterusnya disebut mantat di Kampung Tanjung Jan Suku Dayak Benuaq. Dimana rendahnya pendapatan ekonomi para mantat pada saat musim hujan serta adanya penurunan harga karet secara tiba-tiba, mengakibatkan pendapatan ekonomi para mantat menurun, namun di tengah keterbatasan tersebut masih ada warga Suku Dayak Benuaq yang bekerja sebagai mantat. Untuk itu, adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Informan kunci dalam penelitian yaitu para mantat di Kampung Tanjung Jan, beberapa tokoh masyarakat, dan masyarakat sekitar. Dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat penurunan jumlah mantat dari tahun ke tahunnya, yang disebabkan oleh adanya fluktuasi harga karet dan pengaruh musim hujan, sehingga ada beberapa mantat yang beralih mata pencaharian. Namun keberadaan mantat tetap eksis di tengah keterbatasan penghasilan para mantat yang mengandalkannya sebagai mata pencaharian pokok bagi keluarganya. Keterbatasan penghasilan pada saat musim hujan, diantisipasi oleh para mantat di Kampung Tanjung Jan dengan melakukan pekerjaan lain. Dengan demikian para mantat menyesuaikan diri dengan kondisi alam, dan memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan lain ketika karet tidak dapat dipanen atau ketika harga jual karet menurun drastis.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Subjek
sosiologi ekonomi, kearifan lokal, kebudayaan
Disiplin Ilmu
sosiologi
Referensi
  1. Anggraeni, F. D., Hidayat, R. (2020) ‘Penguatan Identitas sebagai Strategi Bertahan Warga Adat Sunda Wiwitan’, Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 2(2), pp. 75–84. doi: 10.52483/ijsed.v2i2.27.
  2. Damsar (2015) Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Kencana: Jakarta: Kencana.
  3. Homas (2002) Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara. Available at: http://repository.utu.ac.id/277/1/I-V.pdf.
  4. Idrus (1996) Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia. Surabaya: Bintang Usaha Jaya.
  5. Lubis, R. A. (2018) Pengaruh Konsumsi, Musim Dan Upah Petani Karet Terhadap Kesejahteraan Keluarga di Desa Sipogu Kec. Batang Natal Kab. Mandailing Natal. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Available at: http://repository.uinsu.ac.id/id/ eprint/7810.
  6. Paat, E. et al. (2019) ‘Nilai Budaya dan Perubahan Karakteristik Sosial dalam Serikat Mahmejaan Masyarakat Taratara’, Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 1(1), pp. 71–81. doi: 10.52483/ijsed.v1i1.7.
  7. Rodiyah, D. N. S. (2017) Strategi Kelompok Petani Karet Dalam Menghadapi Fluktuasi Harga Karet. UIN Sunan Kalijaga Jogyakarta. Available at: http://digilib.uin-suka. ac.id/29659/2/13720040_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf.
  8. Setia, R. (2005) Gali Tutup Lubang Itu Biasa: Strategi Buruh Menanggulangi Persoalan dari Waktu ke Waktu. Bandung: Yayasan Akatiga.
  9. Strauss., & Corbin, J. (2013) Dasar-dasar Penelitian Kualitatif; Tata Langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. IV. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Available at: http://repository.stie- mce.ac.id/1329/1/Daftar Pustaka.pdf.
  10. Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Available at: http://repository.upi.edu/27540/9/S_SMS_1001782_Bibliography. pdf.
  11. Van, den Ban, A. W. & Hawkins, H. (1999) Penyuluhan Pertanian; Terjemahan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama