Pembinaan Solidaritas Masyarakat Melalui Lamongan Green and Clean di Desa Pucangro Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Abstrak

Program Lamongan Green and Clean yang dirancang oleh pemerintah, bertujuan untuk menumbuhkan sikap solidaritas melalui pelaksanaan kegiatan sosial di masyarakat yang disebabkan adanya menurunnya kesadaran di masyarakat. Hal ini menyebabkan permasalahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pelaksanaan sebelum dan sesudah terjadinya pelaksanaan program Lamongan Green and Clean. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari pengurus kader lingkungan, ketua RT dan masyarakat. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya perbedaan kondisi masyarakat dan lingkungan setelah terjadi program Lamongan Green and Clean. Adapun implementasi yang terdapat dalam pelaksanaan Lamongan Green and Clean adalah, sebelum terlaksananya kegiatan, masyarakat memiliki sikap individualisme dalam kehidupan sehari-harinya, yang menyebabkan lunturnya solidaritas akibat perubahan dalam perbedaan pekerjaan, kapitalisme dan teknologi. Namun setelah pelaksanaan program, masyarakat mampu menunjukkan terbinanya solidaritas, terciptanya lingkungan yang bersih dan rapi, serta meningkatnya partisipasi masyarakat khususnya peran aktif ibu rumah tangga yang berperan dalam kegiatan tersebut.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Subjek
Pemberdayaan Masyarakat, Sosiologi Pedesaan, Solidaritas Sosial, Sosiologi Lingkungan
Disiplin Ilmu
Sosiologi
Referensi
  1. Amstrong, S. J. Botzler, R. G. (1993). Enviromental Ethics: Divergence and Convergence. New York: Mc Graw-Hill.
  2. Creswell, J. W. (2016a). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. Creswell, J.W. (2008c). Educational Research: Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  4. Fakih, Mansour. (1996). Menggeser Konsepsi Gender dan Transformasi Sosial.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  5. Jhonson, Paul D. (1994).Teori Sosiologi: Klasik dan Modern, Jilid I dan II (Terj. Robert M.Z. Lawang). Gramedia: Jakarta.
  6. Khaldun, Ibnu. (1989). The Muqaddimah:An In Introduction to History, (trans. Franz Rosenthal), Boliingen Series Princenton University Press.
  7. Irwan, Z. D. (2012). Prinsip-prinsip Ekologi: Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
  8. Ritzer, George. (2012) Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: pustaka Pelajar.
  9. Soekanto, Soerjono. (1990a). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
  10. Soekanto, Soerjono. (2007b). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
  11. Tjokroamidjojo, Bintoro. (1985) Perencanaan Pembangunan. Jakarta, Haji Masagung.
  12. Zainuddin, A.R. (1992). Kekuasaan dan Negara: Pemikiran Politik Ibnu Khaldun. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  13. Anas, M. A. (2017). Studi Deskriptif Tentang Efektivitas Program Lamongan Green and Clean (LGC) di Kabupaten Lamongan. Surabaya: FISIP UNAIR. 7.
  14. Anggaunitakiranantika, A. (2019). Eksistensi home industry berbasis gender di Kota Malang. Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS, 38-48.
  15. Apollo, & Cahyadi, A. (2012). Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah yang Bekerja Ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuaian Diri.Jurnal Widya Warta, 02, 255-271.
  16. Astuti Pudji, T. M. (2012). Ekofeminisme dan Peran Perempuan dalam Lingkungan, 51.
  17. Cresswell, J. W. (1998b). Qualitative Inquiry: Choosing Among Five Tradtions. Sage Publications.
  18. Hazarika, D. (2011). Women Empowerment in India: A Brief Discussion, I, (3), 200.
  19. Kabeer, N. (2005, Maret ). Gender equality and women’s empowerment: A critical analysis of the third millennium development goal, XIII(1), 17. doi:10.1080/13552070512331332273.
  20. Marius, J.A. (2006). Perubahan Sosial. Jurnal Penyuluhan. II, (02), 129
  21. Maryam, Dewi. (2015). Perencanaan Partisipatif dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Desa Kebumen Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus). Jurnal Ilmu Dakwah dan Pengembangan Komunitas. X, (01), 13.
  22. Rismayanto, Ivan & dkk. (Tanpa tahun). Pergeseran Nilai-nilai Gotong Royong Pada Masyarakat Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung. (VI), 9.
  23. Padmiati, Etty. (2013). Menuju Masyarakat Berketahanan Sosial Melalui Pemberdayaan Lembaga Sosial Lokal di Provinsi Kalimantan Tengah Going to Society through Local Social Institution Empowerment in Central Kalimantan Province. Jurnal PKS. XIII, (03), 266.
  24. Rochmadi, N. (2012). Menjadikan Nilai Budaya Gotong Royong Sebagai Common Identitiy dalam Kehidupan Bertetangga Negara-negara ASEAN: Malang: Universitas Negeri Malang.7
  25. Rogers , E. M., & Singhal, A. (2003). Empowerment and Communication: Lessons Learned From Organizing for Social Change, 69. doi: 10.1080/23808985.2003.11679022
  26. Suroso, Hadi & dkk. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Desa Banjaran Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. Wacana. XVII, (01), 8.
  27. Wardani. (2002). Pemikiran Politik Ibnu Khaldun. Jurnal Suhuf. Fakultas Agama Islam Univeristas Muhammadiyah Surakarta. XIV, (01), 46.
  28. Widjajanti, Kesi. (2011). Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan. XIII, (01), 24-25.
  29. Fadhilah, M. (2015). Satire Indonesia. Retrieved from Republik Satire. [Online]. Diakses dari http://republiksatire.blogspot.com/2 015/03/kompetisi-lingkunganlamongan-green-and-clean.html.